Skip to main content

Analisis Sosiologi Umum IPB PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN REVOLUSI HIJAU DAN PERUBAHAN SOSIAL DI PEDESAAN JAWA

MK SOSIOLOGI UMUM
Tanggal   : 18 Desember 2014
Nama : Muhammad Kurnia Nasution (E14140022)
Ruang      : CCR 2.15 (Q04.1)

Praktikum XIV 
PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN
REVOLUSI HIJAU DAN PERUBAHAN SOSIAL DI PEDESAAN JAWA
Oleh : Sediono M.P. TJondroeneogoro
Nama Asisten:
Ulfi Urfillah/I29120032
 Tri Nungroho Wicaksono/I39120064
 

Ikhtisar Bacaan

            Revolusi hijau merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan hasil-hasil pertanian dengan cara memasukkan teknologi-teknologi baru dalam pertanian seperti penggunaan pupuk kimia dan bibit-bibit unggul tanpa mengubah struktur sosial pedesaan. Program ini didukung oleh program lainnya seperti perkreditan rakyat, rehabilitasi pengairan, dan sebagainya. Pencapaian yang diharapkan dari program ini adalah untuk mencapai keswasembadaan beras. Program ini diadaptasi dari program Swasembada Bahan Makanan (SSBM) pada tahun 1963/64 dimana diitensifikasikan dengan pendekatan Bimbingan Massal (BIMAS) yang dikembangkan dan diterapkan oleh staf pengajar dan mahasiswa Fakultas Pertanian IPB di daerah Karawang. Paket BIMAS yang diberikan mencakup kredit (natura pupuk buatan, obat-obatan, bibit unggul, dan biaya hidup petani (tunai) untuk semusim (Cost of Living)).
            Masuknya teknologi pertanian yang baru ini ternyata membawa banyak perubahan di kalangan masyarakat pedesaan. Harapan dari program ini untuk kesejahteraan seluruh petani ternyata tidak dapat tercapai karena pada kenyataannya program ini lebih banyak dinikmati oleh petani-petani kaya. Petani-petani miskin dengan lahan 0,5 ha belum memperoleh dampak yang signifikan. Perubahan-perubahan itu dapat terlihat dari mulai berubahnya orientasi masyarakat desa. Mereka lebih cenderung berorientasi ke arah ekonomi uang hal ini bisa dilihat dari keadaan seperti tidak adanya lagi istilah sakap-menyakap yang ada adalah sewa-menyewa, pelaksanaan sistem derep dan bawon yang sudah sangat berkurang, serta pola konsumsi desa yang semakin menyerupai kota. Perubahan-perubahan ini (modernisasi desa) belum bisa dikatakan sebagai indikator pembangunan karena pada hakikatnya desa-desa di Jawa belum mempunyai kelembagaan dan organisasi yang mampu menggerakkan masyarakat secara mandiri. Hal-hal ini menimbulkan masalah baru seperti berkurangnya kepemilikan tanah sehingga banyak masyarakat desa yang tidak dapat bertani maka diperlukan lapangan pekerjaan baru yang dapat menampung mereka. Sektor industri dan jasa diharapkan dapat menyerap tenaga-tenaga kerja ini sehingga konflik di desa dapat dihindari.
Jika dilihat secara kuantitatif program Revolusi Hijau ini memang dapat mengantarkan Indonesia menjadi negeri yang berswasembada pangan. Namun jika dilihat dari segi kualitatif sebenarnya yang menikmati program ini hanyalah petani-petani kaya. Untuk pemecahan tuntasnya adalah mengandalkan sektor jasa, industri kecil dan kerajinan, paling tidak di daerah pedesaan.

Sumber     : Modul Praktikum Sosiologi Umum 2007/2008

Analisis

1. Deskripsikan perubahan sosial yang dikemukakan pada bacaan tersebut!

            Menurut Selo Soemardjan (1981) Perubahan sosial adalah gejala perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya perubahan-perubahan dalam  nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok di dalam suatu masyarakat. Bacaan menceritakan tentang proses perubahan sosial dalam masyarakat akibat Revolusi Hijau. Dengan diawali suksesnya program BIMAS oleh staf pengajar dan mahasiswa IPB dalam meningkatkan hasil padi di daerah Karawang, diadaptasi secara nasional untuk program peningkatan pangan nasional.
                 Revolusi Hijau dengan beberapa program paketnya, mengakibatkan adanya perubahan sosial dalam masyarakat yaitu perubahan pola budaya dan struktur sosial. Perubahan pola budaya tampak pada perubahan nilai tradisional yang bersifat kekerabatan pada mulanya berubah nilai ekonomi yang memperhitungkan untung dan rugi.
                 Hubungan yang mulanya sakap-menyakap menjadi sewa-menyewa, gejala komersialisasi, penggunaan sarana-sarana transportasi, komunikasi informasi dengan teknologi yang lebih maju dan pola konsumsi ala perkotaan, serta memodernisasi dalam pertanian. Perubahan struktur sosial tampak pada perubahan dalam organisasi sosial, sistem pelapisan sosial, dan kelembagaan sosial (Bimas, Inmas, sistem pengairan, dan sistem sewa walau belum ada organisasi baru dari masyarakat). Perubahan tersebut meliputi perubahan struktur dan kuantitas, kecuali pada pelapisan sosial dimana yang berubah hanya komposisinya.

2. a. Carilah bentuk-bentuk perubahan dari struktur sosial
·         Perubahan pada jumlah personilnya biasanya diikuti dengan berubahnya jumlah masyarakat yang ada di desa karena sebagian dari mereka pindah ke kota. Yang terjadi adalah perubahan mata pencaharian dari petani menjadi penjual jasa atau pedagang kecil.
·         Perubahan pada ciri hubungan antara bagian-bagian dari struktur sosial, pada bacaan tampak pada hubungan antara petani yang semula hubungan sakap-menyakap menjadi sewa menyewa, hubungan patron-klien yang semula kekeluargaan menjadi hutang piutang.
·         Perubahan fungsi-fungsi dari struktur sosial dalam bacaan tampak para petani yang sudah tidak dapat bercocok tanam lagi karena penguasaan lahan oleh petani kaya, akan cenderung menuju kota akibat pandangan kehidupan kota yang lebih menjajikan, walaupun berbeda dalam kenyataan.
·         Perubahan dalam hubungan diantara beragam struktur dalam bacaan tampak pada perubahan jumlah serta komposisi lapisan petani yang menyebabkan adanya perubahan keanggotaan KUD. Petani lapisan atas dan bawah memilih tidak menjadi anggota KUD., sedangkan petani lapisan menengah banyak yang menjadi anggota KUD karena bermanfaat untuk mereka.
·         Berkembangnya struktur sosial baru dalam bacaan tampak pada komersialisme dan pola konsumsi ala masyarakat perkotaan, juga perkembangan masyarakat yang semakin individualistik. Arah perubahan sosial dari bacaan adalah unilinier dan laju perubahannya revolusioner.
b. Carilah tingkatan dan aspek perubahan dari struktur bacaan sosial tersebut
            Tingkatan dan aspek perubahan dari struktur sosial :
  • Grup  : Kelompok petani kaya dengan cepat ikut serta dalam program Bimas, Inmas, dan Insus setelah mengetahui program ini.
  • Organisasi  : KUD mengalami perubahan jumlah dan komposisi.
  • Institut atau pranata  : Munculnya LSM-LSM dalam masyarakat.
  • Masyarakat   : Masyarakat pedesaan cenderung meniru pola masyarakat kota yang individualistik dan konsumtif.
3. Dari keempat faktor sumber perubahan, Apakah faktor utama sumber perubahan pada bacaan tersebut? Berikan argumentasi anda!

                  Faktor utama sumber perubahan pada bacaan revolusi hijau dan perubahan sosial di pedesaan Jawa yaitu inovasi dan difusi karena telah mendorong perkembangan Revolusi Hijau sehingga menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pertanian yang ternyata berdampak pada perubahan sosial, yaitu urbanisasi.

 Sumber : Lms.ipb.ac.id

Comments

Popular posts from this blog

SOAL ESSAY BIOLOGI TENTANG SEL

SOAL ESSAY BIOLOGI 1. Jelaskan definisi sel menurut anda! Sel adalah bagian struktural dan fungsional dari setiap organisme. Beberapa organisme, misalnya bakteri, merupakan uniseluler, yaitu terdiri dari hanya satu sel saja. Beragam organisme lainnya, misalnya manusia, adalah multiseluler (manusia diperkirakan memiliki 100.000 miliar sel dalam tubuhnya). Teori tentang sel yang pertama kali dikemukakan pada abad ke-19 menyatakan bahwa semua organisme tersusun atas satu atau lebih sel. Setiap sel berasal dari sebuah sel lainnya. Seluruh fungsi vital bagi organisme terjadi di dalam sel dan sel-sel tersebut mengandung informasi genetik yang dibutuhkan untuk mengatur fungsi sel dan memindahkan informasi kepada sel-sel generasi berikutnya. Kata “sel” berasal dari kata dalam bahasa Latin cella , yang artinya adalah ruang kecil. Nama ini dipilih oleh Robert Hooke karena ia melihat adanya kesamaan antara sebuah sel dan sebuah ruangan kecil. Set

SOAL-SOAL ESSAY BIOLOGI TENTANG SISTEM PENCERNAAN

1.   Jelaskan perbedaan antara pencernaan mekanis dengan pencernaan kimiawi? Kalau secara mekanis dilakukan oleh gigi-gigi di dalam mulut sedangkan secara kimiawi    dilakukan oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh saluran pencernaan. 2. Apakah manfaat dari makanan berserat dan apa yang terjadi jika kekurangan serat? Makanan berserat dapat mencegah kegemukan dan meningkatnya kolesterol darah, menyerap racun di usus, memudahkan buang air besar dan juga member rasa kenyang. Kekurangan serat dapat menimbulkan sembelit dan kanker usus . 3. Apakah fungsi dari Enzim Ptialin sebutkan contohnya? Enzim ptialin berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula yaitu maltose dan glukosa. Contohnya jika kalian membiarkan nasi di dalam mulut yang mula-mula terasa tawar, beberapa saat kemudian akan terasa manis. 4. Sebutkan beberapa gangguan dan kelainan pada system pencernaan makanan?       Diare atau mencret adalah gangguan penyerapan air di usus besar sehingga a

PERBEDAAN ANTARA CURAHAN TENAGA KERJA DAN HARI ORANG KERJA (HOK)

Curahan tenaga kerja adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Ukuran tenaga kerja dapat dinyatakan dalam hari orang kerja (HOK). Satuan ukuran yang dipergunakan untuk menghitung besarnya tenaga kerja adalah satu HOK atau sama dengan satu hari kerja pria (HKP), yaitu jumlah kerja yang dicurahkan untuk seluruh proses pruduksi yang diukur dengan ukuran kerja pria. Untuk meyetarakan, dilakukan konversi berdasarkan upah di daerah penelitian. Hasil konversinya adalah satu hari pria dinilai sebagai satu hari kerja pria (HKP) dengan delapan jam kerja efektif per hari. (Rahim dan Dian, 2008) Universitas Sumatera Utara Satuan yang sering dipakai dalam perhitungan kebutuhan tenaga keraj adalah HKO (hari kerja orang) dan JKO (jam kerja orang). Pemakaian HKO ada kelemahanya karena masing-masing daerah berlainan (1 HKO di daerah B belum tentu sama dengan 1 HKO di daerah A) bila dihitung jam kerjanya. Sering kali dijumpai upah borongan yang sulit dihitung, baik HKO maupun JKO-nya (Surati