Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2017

PERENCANAAN PRODUKSI TEBANGAN

Menurut PERMENHUT (2014), sistem silvikultur adalah rangkaian kegiatan sejak tahap permudaan, pemeliharaan, dan pemungutan hasil yang dirancang secara sistematis dan dipraktikkan secara langsung pada suatu tegakan sepanjang siklus hidupnya guna menjamin kelestarian produksi kayu atau hasil hutan lainnya. Sistem silvikultur pada tegakan tidak seumur dilakukan melalui tebang pilih (a) individu sebagaimana yang dimaksud yaitu Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI), (b) kelompok sebagaimana yang dimaksud yaitu Tebang Rumpang, dan (c) jalur sebagaimana yang di maksud yaitu Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) dan Tebang Jalur Tanam Indonesia (TJTI). Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) adalah serangkaian kegiatan mulai dari penanaman, pemeliharaan dan penebangan yang dilakukan secara berencana terhadap tegakan tidak seumur untuk memacu pertumbuhan sesuai dengan keadaan hutan dan tapaknya dengan tujuan terbentuknya tegakan hutan yang lestari. Penebangan dilakukan secara tebang pilih individu de

KONSERVASI TANAH DAN AIR

Tanah merupakan media tumbuh tanaman yang sangat dipengaruhi sifat fisik dan kimia tanah. Tanah adalah permukaan lahan yang kontinyu menutupi kerak bumi kecuali di tempat-tempat berlereng terjal, puncak-puncak pegunungan, daerah salju abadi. Tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusun-penyusunnya yang meliputi bahan organik yang sesuai bagi perkembangan akar tanaman. Tanah adalah lapisan kulit bumi bagian atas yang terbentuk dari pelapukan batuan dan bahan organik yang hancur oleh proses alamiah. Tanah berfungsi sebagai tempat menanam tanaman pertanian, perkebunan dan kehutanan (Suharto 2013). Konservasi tanah merupakan penempatan sebidang tanah pada cara penggunaan tanah yang sesuai kemampuan tanah dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang dibutuhkan agar tidak terjadi kerusakan tanah (Arsyad 2010). Konservasi tanah dalam arti luas adalah penempatan tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kem

POTENSI HASIL HUTAN BUKAN KAYU SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN NEGARA

POTENSI HASIL HUTAN BUKAN KAYU SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN NEGARA Muhammad Kurnia Nasution Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB                                                                                           H utan merupakan sumberdaya alam yang strategis sehingga harus dikelola secara berkelanjutan agar dapat memberi manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat Indonesia. Hutan Indonesia yang menempati suatu kawasan dan perairan seluas 132,88 juta ha atau 70 persen total luas Indonesia yang terdiri dari hutan produksi seluas 75, 44 juta ha, hutan lindung seluas 30,16 juta ha dan hutan konservasi seluas 27,28 juta ha (RPJMN 2014) . H asil survei IBSAP ( Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan) pada tahun 2003 diketahui bahwa di Indonesia terdapat 515 jenis mamalia (36% endemik, peringkat pertama dunia), 35 jenis primate (25% endemik), 511 jenis reptil, 1 531 jenis burung (sebagian jenis endemik), 270 jenis amfibi, dan 212 jenis kupu-kupu (44% ende

KONDISI UMUM TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

Taman Nasional Alas Purwo yang ditetapkan berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 283/Kpts- 11/1992 pada tanggal 26 Februari 1992 memiliki kawasan seluas 43.320 ha. Kawasan yang dikenal sebagai semenanjung Blambangan ini merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah di Jawa. Berdasarkan tipe ekosistemnya hutan di TN Alas Purwo dapat dikelompokan menjadi hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau, hutan tanaman, hutan alam, dan padang penggembalaan. Berdasarkan administratif pemerintahan TN Alas Purwo terletak di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi. Secara geografis kawasan ini terletak di ujung timur pulau Jawa wilayah pantai selatan antara 8° 26' 45"- 8° 47' 00" LS dan 114° 20' 16" - 114° 36' 00"( Hidayat 2008). Secara umum Kawasan Taman Nasional Alas Purwo mempunyai topografi landai yang membentang dari ketinggian mulai dari 0 – 322 m dpl dengan puncak tertinggi Gunung Lingga Manis. Areal curam berkem