Mata kuliah
: Perlindungan Hutan
Hari/tanggal
: Selasa / 8 Februari 2016
Kelas
: Manajemen Hutan Selasa Pagi
SEGITIGA API
Kelompok :
2 (Dua)
Muhammad Kurnia Nasution E14140022
Dosen Praktikum :
Ati Dwi Nurhayati, S.Hut., M.Si.

DEPARTEMEN
SILVIKULTUR
FAKULTAS
KEHUTANAN
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembakaran adalah serangkaian reaksi-reaksi kimia
eksotermal antara bahan bakar dan oksidan berupa udara yang disertai dengan
produksi energi berupa panas dan konversi senyawa kimia (Hakim 2009) . Pembakaran
merupakan oksidasi cepat bahan bakar disertai dengan produksi panas dan cahaya.
Pembakaran sempurna terjadi jika ada
pasokan oksigen yang cukup. Proses pembakaran
merupakan kebalikan dari proses fotosintesis. Sehingga, dalam proses pembakaran
yang dihasilkan adalah karbondioksida, air, dan panas. Pada proses pembakaran
dapat dilihat dalam konsep segitiga api. Menurut Suratmo (1985) “ terjadinya kebakaran disebabkan bergabungnya tiga unsur yaitu sumber panas, bahan bakar, dan oksigen. Teori tersebut
dikenal sebagai teori segitiga api (fire
triangle)”. Prinsip
segitiga api ini dipakai sebagai dasar untuk mencegah kebakaran (mencegah api
agar tidak terjadi) dan menanggulangi api yakni memadamkan api yang tidak dapat
dicegah (Abdullah
et. al. 2002). Pengurangan atau penghilangan salah satu dari unsur
tersebut seperti pengurangan bahan bakar, sumber panas atau oksigen dapat
membuat kebakaran tidak membesar
atau api dapat dipadamkan. Proses pembakaran
membutuhkan ketiga unsur segitiga api. Proses
pembakaran tidak akan terjadi apabila salah satu unsur dari segitiga api tidak
tersedia. Pengaruh banyak atau sedikitnya volume oksigen pada proses pembakaran
dapat memberikan efek pada cepat atau lamanya api padam.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk membuktikan bahwa terjadinya proses pembakaran
harus tersedia tiga unsur yaitu bahan bakar, oksigen, dan sumber panas.
BAB II
METODE DAN BAHAN
2.1 Metode
1.
Siapkan alat-alat
yang diperlukan seperti gelas dalam berbagai ukuran.
2.
Nyalakan lilin
dengan korek api, tunggu beberapa detik hingga api sedikit membesar kira-kira
api bersumbu I cm.
3.
Tutup lilin dengan
gelas. Mulai dari yang 200 ml kemudian hitung berapa detik saat gelas
ditutup hingga lilin padam (ulangi hal tersebut sebanyak 3 pengulangan).
4.
Sama seperti
langkah ketiga, siapkan gelas 300 ml, 500 ml dan 1000 ml lakukan
masing-masing 3 ulangan.
5.
Catat hasilnya
pengamatan volume gelas dan lamanya lilin menyala.
2.2 Alat dan Bahan
1.
Lilin
2.
Gelas
ukur 200 ml, 300 ml, 500 ml, dan 1000 ml
3.
Korek api
4.
Alat pengukur
waktu (stopwatch)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1 Perbandingan volume dengan
waktu
Volume
Gelas (ml)
|
Lama Lilin
Menyala (s)
|
Rata-rata
detik (s)
|
|
||||||
1
|
2
|
3
|
|
||||||
200
|
6,69
|
7,49
|
5,04
|
6,41
|
|
||||
300
|
10,18
|
10,23
|
8,38
|
9,60
|
|
||||
500
|
15,16
|
13,92
|
11,67
|
13,58
|
|
||||
1000
|
22,02
|
19,95
|
19,62
|
20,53
|
|
3.2 Pembahasan
Pembakaran adalah serangkaian
reaksi-reaksi kimia eksotermal antara bahan bakar dan oksidan berupa udara yang
disertai dengan produksi energi berupa panas dan konversi senyawa kimia (Hakim
2009). Pelepasan panas dapat mengakibatkan timbulnya cahaya dalam bentuk api. Pembakaran
merupakan oksidasi cepat bahan bakar disertai dengan produksi panas dan cahaya.
Terjadinya kebakaran disebabkan bergabungnya tiga unsur yaitu sumber panas, bahan bakar, dan oksigen. Teori tersebut
dikenal sebagai teori segitiga api (fire
triangle) (Suratmo 1985).
Praktikum mengenai segitiga api mengamati hubungan antara volume suatu gelas
ukur berbagai ukuran dengan waktu
padamnya api di gelas ukur tersebut.
Pada praktikum segitiga api percobaan dilakukan terhadap ketahanan nyala lilin . Terdapat empat macam volume gelas dari ukuran 200 ml, 300 ml, 500 ml, dan 1000 ml. Hasil pengamatan terhadap berbagai gelas ukur menunjukkan bahwa semakin besar volume gelas ukur maka waktu padamnya api juga semakin lama. Pada gelas ukur bervolume 200 ml rata-rata waktu padamnya api yaitu 6,41 detik, pada gelas ukur bervolume 300 ml, 500 ml, dan 1000 ml rata-rata waktu padamnya api yaitu 9,60 detik, 13,58 detik , dan 20,53 detik. Grafik hubungan antara volume gelas ukur dengan waktu padamnya api menunjukkan peningkatan yaitu ketika ukuran volume gelas semakin besar maka padamnya api lilin semakin lama. Hal tersebut terjadi karena oksigen dalam gelas yang bervolume besar lebih banyak di banding dengan volume gelas yang kecil. Dari percobaan di atas juga dapat diketahui ketika salah satu dari tiga unsur segitiga api yaitu oksigen ditiadakan atau sudah habis maka tidak ada nyala api lagi.
BAB IV
KESIMPULAN
Pembakaran
merupakan oksidasi cepat bahan bakar disertai dengan produksi panas dan cahaya.
Terjadinya kebakaran disebabkan bergabungnya tiga unsur yaitu sumber panas, bahan bakar, dan oksigen. ketika salah satu dari tiga unsur segitiga api yaitu
oksigen ditiadakan atau sudah habis maka tidak ada nyala api lagi. Hal ini
dibuktikan ketika oksigen pada gelas ukur di hilangkan api pada lilin padam.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah M J, Ibrahim, Abdul R. 2002. The influence of forest fire
in Peninsular Malaysia: Hisrory, root causes, prevention, and control. Makalah
disajikan pada Workshop of Prevention and
Control of Fire in Peathlands, 19-21 March 2002,Kuala Lumpur, Malaysia.
Hakim W, Sunanto S. 2009. Penuntun Praktikum Kimia Dasar 2. Surabaya (ID) : jurusan Kimia
FMIPA UNESA.
Suratmo FG. 1985. Ilmu Perlindungan Hutan. Bagian
Perlindungan Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor (ID). IPB Press.
bener bener si kurnia nih. Tobat kur
ReplyDelete