LAPORAN PEMANENAN HUTAN SUMBER BAHAYA, INSPEKSI SUMBER BAHAYA, DAN KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN PENEBANGAN
SUMBER BAHAYA, INSPEKSI SUMBER
BAHAYA, DAN KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN PENEBANGAN
Kelompok 2
Erlina Setyaningsih E14140015
Muhammad Kurnia Nasution E14140022
Adhiwiguna Praktita E14140030
Luvya Syaliana E14140054
Anggit Babarajab Cahyadi E14140062
Surya Bagus Mahardika E14140071
Adhiwiguna Praktita E14140030
Luvya Syaliana E14140054
Anggit Babarajab Cahyadi E14140062
Surya Bagus Mahardika E14140071
Asisten Praktikum :
Priscillia
R R, S Hut
Azwadri E14120068
Azwadri E14120068
Dosen
Dr Efi Yuliati Yovi S Hut M Life Env Sc
DIVISI PEMANFAATAN SUMBERDAYA HUTAN
DEPARTEMEN
MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
BOGOR
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada
umumnya kegiatan pemanenan hutan dicirikan oleh kombinasi beberapa faktor yang
saling berkaitan satu dengan yang lain. Faktor-faktor yang saling berhubungan
tersebut adalah manusia, peralatan dan lingkungan kerja, manusia sebagai salah
satu faktor penggeraknya merupakan satu-satunya faktor hidup yang sangat rentan
dengan bahaya kecelakaan. Oleh karena itu pembangunan sektor kehutanan selain
bertujuan untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang lestari juga terhadap
sumberdaya manusia yang terlibat langsung dalam proses pengelolaan hutan.
Sehingga pemeliharaan dan pengembangan sumberdaya manusia juga memerlukan
perhatian khusus disamping perhatian terhadap faktor lainnya.
Salah satu upaya yang harus dilakukan yaitu penerapan
K3, dengan melaksanakan inspeksi K3 secara teratur dan terencana yang bertujuan
untuk pencapaian zero accident dan peningkatan kesehatan tenaga kerja.
Inspeksi direncanakan dan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh
bagian P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Keja) yaitu suatu
organisasi perusahaan yang dibentuk oleh manajemen yang khusus menangani
tentang K3 dan penjabarannya.
Selain itu komunikasi penting dilakukan saat kegiatan
penebangan. Komunikasi disini dimaksudkan agar ada aba-aba pada saat tertentu
agar orang yang berada di sekitar area penebangan siaga. Dengan begitu
diharapkan keamanan saat kegiatan penebangan dapat terjaga. Melalui praktikum
ini kami mensimulasikan dan mengamati sumber bahaya, inspeksi sumber bahaya,
dan komunikasi dalam kegiatan penebangan.
Tujan
Mahasiswa mampu
mengenali dengan baik sumber-sumber bahaya dalam kegiatan penebangan, melakukan
inspeksi sumber bahaya saat melakukankegiatan penebangan, dan mampu melakukan
komunikasi dengan pekerja lainnya untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
METODELOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum
Inspeksi Sumber Bahaya dilaksanakan pada hari Senin, 10 Oktober 2016 pukul 7.00
– 10.00 di Arboretum Fahutan dan ruang GPHH 1.03 Divisi Pemanfaatan Departemen
Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor .
Alat dan Bahan
1.
APD
2.
Kompas
3.
Alat
Tulis
Prosedur Kerja
A.
Melakukan inspeksi sumber
bahaya yang berasal dari dahan/ ranting pohon yang kering/ dahan patah yang
berpotensi menimpa operator
1. Operator
melihat arah dahan atas pohon yang akan ditebang kemudian menunjuk dengan
tangan ke arah atas unutk meyakinkan diri bahwa kondisi aman
2. Operator
menyatakan dengan ucapan “Atas, aman” sebagai pernyataan tidak ada ranting yang
berpotensi jatuh dan menimpa operator saat penebangan dilakukan.
B.
Melakukan inspeksi
keberadaan pekerja lain di sekitar area tebang
1. Operator
melihat keadaan sekeliling, memeriksa keadaan pekerja lain kemudian memberi
perintah kepada pekerja lain untuk menuju jalur evakuasi.
2. Operator
menunjuk kea rah pekerja lain dengan tangan untuk memastikan pekerja lain telah
berada pada jalur evakuasi
3. Operator
mengkonfimasi kondisi aman dengan ucapan yang dapat didengar sendiri dengan
ucapan “Sekitar, aman”
C.
Melakukan inspeksi arah
rebah
1. Operator
melihat ke arah rebah yang direncanakan
2. Operator
menunjuk dengan tangan untuk memastikan bahwa tidak ada orang atau pekerja lain
yang berada di sekitar arah rebah pohon dan arah rebah tersebut sudah tepat
3. Operator
mengkonfimasi kondisi aman dengan ucapan yang dapat didengar sendiri dengan
ucapan “Arah rebah, aman”
D.
Melakukan inspeksi jalur
keselamatan
1. Operator
melihat ke arah jalur keselamatan yang telah direncanakan
2. Operator
menunjuk dengan tangan ke dua arah jalur keselamatan untuk memastikan bahwa
jalur keselamatan tersebut sudah tepat dan tidak ada hambatan yang berarti
di jalurnya.
PEMBAHASAN
Sebelum kegiatan
penebangan dilaksanakan, perlu dilakukannya kegiatan inspeksi sumber bahaya.
Sumber bahaya yang dimaksud yaitu segala hal baik yang berasal dari lingkungan,
hewan,tumbuhan dan dari manusia itu sendiri yang berpotensi menyebabkan cedera
dan kerugian terhadap manusia. Hasil inspeksi sumber bahaya terhadap pohon 1
yang akan ditebang yaitu pohon laban (Vitex
pubescens) diantaranya : terdapat ranting pohon yang rapuh, lantai hutan
licin dan banyak tumbuhan bawah. Ranting pohon yang sudah rapuh berpotensi
menimpa petugas penebang pohon yang berada di areal sekitar pohon dan
menyebabkan cedera. Oleh karena itu, inspeksi terhadap ranting-ranting pohon
perlu dilakukan secara teliti. Lantai hutan licin berpotensi membuat petugas
penebang pohon jatuh dan mengalami cedera. Kemudian, banyaknya tumbuhan bawah
menghalangi jalan dari para petugas, hal ini berpotensi menjadi bahaya karena
menghalangi lubang-lubang ataupun benda-benda tajam yang berada di tanah.
Inspeksi
sumber bahaya terhadap pohon 2 yang akan ditebang yaitu pohon pinus (Pinus merkusii) menghasilkan beberapa
sumber bahaya, diantaranya : adanya lubang di tanah sekitaran pohon, adanya
batang-batang sisa pohon tumbang, tanah hutan licin dan terdapat semak-semak
dan tumbuhan bawah. Lubang yang terdapat di tanah berpotensi membuat pekerja
jatuh dan mengalami cedera. Begitupun dengan batang sisa pohon tumbang
berpotensi menghalangi jalan dan membuat pekerja jatuh dan mengalami cedera.
Lantai hutan dan semak juga berpotensi menyebabkan cedera dan menggagu
kelancaran dalam penebangan khususnya mobilitas petugas. Inspeksi sumber bahaya
terhadap pohon 3 (Maesopsis eminii)
hasilnya sama dengan pohon 1 dan pohon 2, diantaranya : lantai hutan licin, banyak
tumbuhan bawah dan semak dan terdapat ranting-ranting pohon yang rapuh.
Kegiatan
inspeksi diawali mendeteksi sumber bahaya pada bagian tajuk pohon, inspeksi
sekitar areal tebang, inspeksi arah rebah pohon, dan inspeksi jalur evakuasi.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara melihat sumber bahaya kemudian menunjuk
sumber bahaya dan diakhiri dengan menyatakan “aman” bahwa pohon tersebut aman untuk ditebang. Kegiatan inspeksi
tajuk pohon dilakukan oleh operator dengan cara melihat sumber bahaya pada
tajuk pohon. Kemudian operator menunjuk sumber bahaya pada bagian tajuk pohon.
Setelah itu operator menyatakan “aman”
sebagai verifikasi bahwa inspeksi tajuk pohon telah selesai.
Selanjutnya
operator melakukan inspeksi di sekitar areal tebang. Inspeksi tersebut
dilakukan dengan cara melihat dan menunjuk sumber bahaya di sekitar areal
tebang. Apabila terdapat pekerja lain di sekitar areal tebang, maka operator
tersebut mengarahkan pekerja lain untuk segera menuju jalur evakuasi. Setelah
itu operator menyatakan “aman”
sebagai tanda bahwa kegiatan inspeksi di sekitar areal tebang telah selesai.
Kegiatan
inspeksi selanjutnya adalah inspeksi arah rebah pohon. Operator melihat sumber
bahaya di sekitar arah rebah. Sumber bahaya dapat berupa akar pohon, atau batu
yang dapat merusak kayu dan membahayakan pekerja lainnya. Kemudian operator
mengatakan "aman" untuk
menyatakan bahwa kegiatan inspeksi arah rebah telah selesai.
Setelah inspeksi di sekitar selesai, operator
melakukan inspeksi jalur evakuasi.
Kegiatan inspeksi dilakukan dengan cara melihat sumber bahaya di sekitar
jalur evakuasi. Sumber bahaya dapat berupa batang pohon yang rebah dan
akar-akar pohon yang dapat menghambat operator untuk menyelamatkan diri setelah
membuat takik balas. Setelah melihat sumber bahaya yang ada di sekitar jalur
evakuasi, operator menunjuk sumber bahaya tersebut dan menyatakan "aman" untuk menyatakan bahwa inspeksi sekitar jalur
evakuasi telah selesai. Kemudian operator dapat memulai proses penebangan
pohon.
Komunikasi
dalam penebangan juga diperlukan untuk menyampaikan aba- aba ketika akan
memulai penebangan, sesudah penebangan dan ketika ada tanda bahaya. Kondisi
hutan yang cukup luas tidak memungkinkan seorang operator untuk berteriak dalam
memberikan aba-aba. Penggunaan alat bantu seperti peluit cukup efektif dalam
memberikan aba-aba di dalam hutan. Kesepakatan kelompok tiga (3) dalam
memberikan aba-aba yaitu, (1) Tiupan panjang sekali berarti kegiatan penebangan
akan dimulai. (2) Tiupan panjang sebanyak dua kali berati penebangan sudah
selesai, kondisi aman. (3) Tipuan pendek terus menerus berarti ada tanda bahaya
dan perlu pertolongan.
SIMPULAN
Sumber bahaya
dapat berasal dari lingkungan kerja ( alam sekitar dan alat kerja) serta
manusia atau pekerja itu sendiri . Sumber bahaya yang terdapat ketika praktikum
yaitu kondisi tajuk, lantai hutan, lubang, dan batang pohon yang tumbang.
Inspeksi sumber bahaya harus dilakukan oleh operator untuk menghindari adanya
kecelakaan pada saat penebangan. Inspeksi tersebut meliputi inspeksi ranting,
dahan kering, keberadaan pekerja lain, arah rebah dan jalur keselamatan.
Kesepakatan komunikasi antar tim/regu kerja diperlukan untuk meyampaikan
aba-aba dalam kegaiatan penebangan. Hal tersebut diperlukan untuk
meminimalisasi bahaya ketika kegiatan penebangan berlangsung.
Comments
Post a Comment