Kehadiran
vegetasi pada suatu landscape akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan
ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi dalam suatu
ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen
dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata
air tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu
area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada
struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu. Sebagai contoh
vegetasi secara umum akan mengurangi laju erosi tanah, tetapi besarnya
tergantung struktur dan komposisi tumbuhan yang menyusun formasi vegetasi
daerah tersebut.
Dalam
komunitas vegetasi, tumbuhan yang mempunyai hubungan di antara mereka, mungkin
pohon, semak, rumput, lumut kerak dan Thallophyta, tumbuh-tumbuhan ini lebih
kurang menempati strata atau lapisan dari atas ke bawah secara horizontal, ini
disebut stratifikasi. Individu yang menempati lapisan yang berlainan
menunjukkan perbedaan-perbedaan bentuk pertumbuhan, setiap lapisan komunitas
kadang-kadang meliputi klas-klas morfologi individu yang berbeda seperti,
strata yang paling tinggi merupakan kanopi pohon-pohon atau liana.
Analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar sebaran berbagai spesies dalam suatu area melaui
pengamatan langsung. Dilakukan dengan membuat plot dan mengamati morfologi
serta identifikasi vegetasi yang ada. Soerianegara (2005) menjelaskan bahwa analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan
(komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat
tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa
vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan
beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada
tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan
petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan.
Analisis vegetasi pada praktikum Ekologi Hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango |
Analisis vegetasi dapat
dilakukan dengan metode kuadrat. Metode
kuadrat, petak contoh dapat berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan
luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau
ditentukan dahulu luasminimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini
dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan
frekuensi (Goldsmith, 2010).
Teknik
sampling kuadrat merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering digunakan
dalam semua tipe komunitas tumbuhan, petak contoh yang dibuat dalamteknik
sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal
mungkin akan memberikan informasi yang baik bila komunitas vegetasi yang
ditelitibersifat homogen. Adapun petak-petak contoh yang dibuat dapat diletakkan
secara random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip
teknik sampling. Bentuk petak contoh yang dibuat tergantung pada bentuk morfologis
vegetasi dan efisiensi sampling pola penyebarannya. Sehubungan dengan
efisiensi sampling banyak studi yang dilakukan menunjukkan bahwa petak bentuk segi
empat memberikan data komposisi vegetasi yang lebih akurat dibanding petak
berbentuk lingkaran, terutama bila sumbu panjang dari petak sejajar dengan arah
perubahan keadaan lingkungan atau habitat (Suwena 2007).
Luas
petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis
yang terdapat pada areal tersebut. Semakin tinggi keanekaragaman jenis yang
terdapat pada areal tersebut,semakin luas petak contoh yang digunakan. Bentuk
luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang, dan dapat pula
berbentuk lingkaran (Latifah 2005).
Sedangkan
metode intersepsi titik merupakan suatu metode analisis vegetasi dengan
menggunakan cuplikan berupa titik. Pada metode ini tumbuhan yang dapat
dianalisis hanya satu tumbuhan yang benar-benar terletak pada titik-titik yang
disebar atau yang diproyeksikan mengenai titik-titik tersebut. Dalam
menggunakan metode ini variabel - variabel yang digunakan adalah kerapatan, dominansi,
dan frekuensi (Rohman 2001).
DAFTAR PUSTAKA
Goldsmith. 2010. Population and Community Structure :
Quadrat Sampling Techniques. New York (USA): Academic Press.
Latifah, S. 2005. Analisis Vegetasi Hutan Alam. Sumatera Utara (ID) : USU Repository.
Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha.
2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang (ID) : JICA.
Soerianegara, I dan
Andry Indrawan. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor (ID) :Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor.
Suwena, M. 2007. Keanekaragaman Tumbuhan Liar Edibel
pada Ekosistem Sawah di Sekitar Kawasan Hutan Gunung Salak. Fakultas Pertanian
Universitas Mataram, Mataram.
Comments
Post a Comment