Skip to main content

HUTAN ALAM BEKAS TEBANGAN


     Tegakan adalah sekelompok pohon yang mendiami suatu kawasan yang memiliki beberapa karakteristik umum atau kombinasi karakteristik, seperti asal, komposisi jenis, ukuran ataupun umur. Sejumlah tegakan bersama membentuk sebuah hutan (Husch et al. 2003). Soerianegara & Indrawan (2005) mendefinisikan hutan sebagai masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai oleh pohon-pohonan, memiliki luasan minimal 0.25 ha dan memiliki keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan di luarnya. Hutan alam merupakan hutan yang tumbuh secara alami tanpa adanya campur tangan manusia yang terdiri dari bermacam komposisi jenis (heterogen), merupakan tegakan tidak seumur dan memiliki ukuran pohon yang beragam (Arief 2001).
Hutan hujan tropika berasal dan berkembang dari campuran spesies-spesies yang hidup pada kondisi miskin hara, tersebar merata, membutuhkan cahaya dan membentuk struktur mosaic yang kasar. Keadaan tersebut terus berkembang ke arah hutan klimaks dengan jumlah pohon toleran yang lebih banyak sejalan dengan kematian pohon-pohon yang tumbuh sebelumnya (Whitemore 1984).
Hutan Sekunder Bekas Tebangan
Kegiatan penebangan yang dilakukan oleh perusahaan pemegang ijin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK) pada hutan alam berpengaruh terhadap kondisi lingkungan dan karakteristik tegakan yang ada. Whitemore (1984) menyatakan bahwa kerusakan terbesar terutama terjadi pada pohon-pohon yang memungkinkan untuk dieksploitasi.
Keadaan pohon yang ditinggalkan setelah penebangan sangat menentukan komposisi dan struktur hutan selanjutnya. Richard (1964) mengemukakan bahwa hutan primer dan strukturnya yang teratur akan berubah menjadi kelompok-kelompok hutan sekunder yang tidak teratur susunannya setelah dilakukan penebangan pohon yang terseleksi.
Related image
Hutan Kerangan . Sumber : Mongabay.com
Karakteristik Tegakan
Karakteristik tegakan hutan dapat dilihat dari kondisi lingkungan dan kondisi tegakan itu sendiri yang meliputi jumlah, jenis, dimensi dan strukturnya. Salah satu karakteristik tegakan yang penting dalam pengelolaan hutan alam adalah struktur tegakan (horizontal). Secara umum, definisi struktur tegakan yaitu penyebaran fisik dan temporal dari pohon-pohon dalam tegakan. Penyebarannya dapat berdasarkan jenis, pola penyebaran vertikal atau horizontal, ukuran pohon atau volume pohon, termasuk volume tajuk (Oliver dan Larson 1990).
Struktur tegakan dapat dibedakan atas struktur tegakan vertikal dan struktur tegakan horizontal. Menurut Meyer et al. (1961), struktur tegakan horizontal adalah sebaran jumlah pohon per satuan luas dalam berbagai kelas diameternya. Penyebaran diameter bergantung pada proporsi relatif dari pohon-pohon yang berdiameter kecil dan besar dalam hutan tersebut. Bentuk struktur tegakan horizontal hutan alam pada umumnya mengikuti persamaan eksponensial negatif yaitu menyerupai huruf J-terbalik dengan model umum N = N0e-kD, dengan N = jumlah pohon per satuan luas, D = diameter pohon, N0 = konstanta yang menunjukkan kerapatan tegakan pada kelas diameter rendah, e = bilangan Napier dan k = konstanta yang menunjukkan laju atau tingkat penurunan jumlah pohon (N) setiap kenaikan diameter pohon.

DAFTAR PUSTAKA
Arief A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta: Kanisius.
Husch B, Thomas WB, John AK Jr. 2003. Forest Mensuration 4th edition. New Jersey: John Wiley & Sons,Inc.
Meyer HA, AB Recknagle, DD Stevenson, RA Bartoo. 1961. Forest Management Second edition. London: The Ronald press.
Oliver CD, Larson BC. 1990. Forest Stand Dynamics. New York: Mc Graw Hill Inc.
Richard PW. 1964. The Tropical Rain Forest : an Ecological Study. Cambridge: Cambridge University Press.
Soerianegara I, A Indrawan. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi Hutan. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Whitemore TC. 1984. Tropical Rain Forest of The Far East 2nd.ed. London: Claredon press.30

Comments

Popular posts from this blog

SOAL ESSAY BIOLOGI TENTANG SEL

SOAL ESSAY BIOLOGI 1. Jelaskan definisi sel menurut anda! Sel adalah bagian struktural dan fungsional dari setiap organisme. Beberapa organisme, misalnya bakteri, merupakan uniseluler, yaitu terdiri dari hanya satu sel saja. Beragam organisme lainnya, misalnya manusia, adalah multiseluler (manusia diperkirakan memiliki 100.000 miliar sel dalam tubuhnya). Teori tentang sel yang pertama kali dikemukakan pada abad ke-19 menyatakan bahwa semua organisme tersusun atas satu atau lebih sel. Setiap sel berasal dari sebuah sel lainnya. Seluruh fungsi vital bagi organisme terjadi di dalam sel dan sel-sel tersebut mengandung informasi genetik yang dibutuhkan untuk mengatur fungsi sel dan memindahkan informasi kepada sel-sel generasi berikutnya. Kata “sel” berasal dari kata dalam bahasa Latin cella , yang artinya adalah ruang kecil. Nama ini dipilih oleh Robert Hooke karena ia melihat adanya kesamaan antara sebuah sel dan sebuah ruangan kecil. Set

SOAL-SOAL ESSAY BIOLOGI TENTANG SISTEM PENCERNAAN

1.   Jelaskan perbedaan antara pencernaan mekanis dengan pencernaan kimiawi? Kalau secara mekanis dilakukan oleh gigi-gigi di dalam mulut sedangkan secara kimiawi    dilakukan oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh saluran pencernaan. 2. Apakah manfaat dari makanan berserat dan apa yang terjadi jika kekurangan serat? Makanan berserat dapat mencegah kegemukan dan meningkatnya kolesterol darah, menyerap racun di usus, memudahkan buang air besar dan juga member rasa kenyang. Kekurangan serat dapat menimbulkan sembelit dan kanker usus . 3. Apakah fungsi dari Enzim Ptialin sebutkan contohnya? Enzim ptialin berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula yaitu maltose dan glukosa. Contohnya jika kalian membiarkan nasi di dalam mulut yang mula-mula terasa tawar, beberapa saat kemudian akan terasa manis. 4. Sebutkan beberapa gangguan dan kelainan pada system pencernaan makanan?       Diare atau mencret adalah gangguan penyerapan air di usus besar sehingga a

PERBEDAAN ANTARA CURAHAN TENAGA KERJA DAN HARI ORANG KERJA (HOK)

Curahan tenaga kerja adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Ukuran tenaga kerja dapat dinyatakan dalam hari orang kerja (HOK). Satuan ukuran yang dipergunakan untuk menghitung besarnya tenaga kerja adalah satu HOK atau sama dengan satu hari kerja pria (HKP), yaitu jumlah kerja yang dicurahkan untuk seluruh proses pruduksi yang diukur dengan ukuran kerja pria. Untuk meyetarakan, dilakukan konversi berdasarkan upah di daerah penelitian. Hasil konversinya adalah satu hari pria dinilai sebagai satu hari kerja pria (HKP) dengan delapan jam kerja efektif per hari. (Rahim dan Dian, 2008) Universitas Sumatera Utara Satuan yang sering dipakai dalam perhitungan kebutuhan tenaga keraj adalah HKO (hari kerja orang) dan JKO (jam kerja orang). Pemakaian HKO ada kelemahanya karena masing-masing daerah berlainan (1 HKO di daerah B belum tentu sama dengan 1 HKO di daerah A) bila dihitung jam kerjanya. Sering kali dijumpai upah borongan yang sulit dihitung, baik HKO maupun JKO-nya (Surati