Menurut Husch (1963) volume pohon adalah ukuran tiga
dimensi, yang tergantung dari lbds (diameter setinggi dada atau diameter
pangkal), tinggi atau panjang batang, dan faktor bentuk batang. Menurut Simon
(1996) diameter merupakan salah satu parameter pohon yang mempunyai arti
penting dalam pengumpulan data tentang potensi hutan untuk keperluan
pengelolaan. Diameter setinggi dada diukur pada 1,30 m (4,3 11 feet) di atas
pangkal batang (untuk pohon yang berdiri pada lereng, titik pengukuran harus
ditentukan pada bagian atas lereng).
Simon (1996) menyatakan bahwa terdapat beberapa
macam tinggi pohon di dalam inventarisasi hutan yaitu : 1. Tinggi total, yaitu
tinggi dari pangkal pohon dipermukaan tanah sampai puncak pohon, 2. Tinggi
bebas cabang, yaitu tinggi pohon dari pangkal batang permukaan tanah sampai
cabang pertama untuk jenis daun lebar atau crown point untuk jenis conifer,
yang membentuk tajuk, 3. Tinggi batang komersial, yaitu tinggi batang yang pada
saat itu laku dijual dalam perdagangan, dan 4. Tinggi tunggak, yaitu tinggi
pangkal pohon yang ditinggalkan pada waktu penebangan.
Menurut Husch (1963), Penentuan volume suatu benda
dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain : 1. Cara langsung, yaitu
berdasarkan prinsip perpindahan cairan. Alat yang digunakan disebut Xylometer.
Penentuan volume dengan cara ini dilakukan terhadap benda-benda yang bentuknya
tidak beraturan, 2. Cara analitik, yaitu penentuan volume dilakukan dengan
menggunakan rumusrumus volume. Cara ini dilakukan terhadap benda-benda yang
bentuknya beraturan, seperti segi banyak, prisma, piramida, prismoid, dan
benda-benda seperti kerucut, silinder, paraboloid, dan neiloid, dan 3. Cara
grafik, yaitu cara ini dilakukan untuk penentuan volume berbagai benda putar
tanpa memandang ciri-ciri permukaannya. Untuk menentukan volume dolok (sortimen
kayu) sebagai bagian dari volume kayu/pohon, telah dikembangkan rumus-rumus
matematik (Spurs 1952; Loetsch et al 1973) sebagai berikut :
Rumus Smalian : V = 0,5 x (B + b) x L
Rumus Huber : V = B1/2 x L
Rumus Brereton : V = {0,625 x p x (D + d)2 x L}
Rumus Newton : V = {B + (B1/2 x 4) + b} x L x 1/6
Rumus Schiffel : V = {(0,16 x B) + (0,66 x B1/2) x L
12
Dimana : V = Volume dolok (logs) atau batang pohon
dalam m3
B = Luas bidang dasar pangkal batang
dalam m2
b = Luas bidang dasar ujung batang pohon
dalam m2
B1/2 = Luas bidang dasar bagian tengah
batang pohon dalam m2
D = Diameter pangkal batang pohon dalam
meter
d = Diameter ujung batang pohon dalam meter
L
= Panjang batang pohon
Penentuan volume sortimen (batang pohon)
dengan menggunakan rumusrumus diatas, jika makin pendek panjang batang (L) akan
menghasilkan volume yang lebih tepat, karena rumus-rumus diatas merupakan
perhitungan volume yang mendasarkan kepada bentuk benda teratur, yaitu bentuk
silinder, sedangkan bentuk pohon pada umumnya tidak teratur dan lebih kearah
bentuk neiloid. Berdasarkan volume sortimen-sortimen kayu yang diukur maka
volume pohon dapat diketahui, yaitu merupakan penjumlahan dari volume
sortimennya. Rumus Smalian mempunyai ketepatan yang lebih kecil dibandingkan
dengan rumus Huber dan rumus Newton.
Namun demikian rumus Smallian banyak
digunakan karena cukup praktis dan mudah dalam penerapannya. Rumus Newton
memberikan ketelitian yang tinggi dibanding dengan rumus lainnya, namun rumus
ini memerlukan pengukuran kedua ujung batang dan tengah batang, sehingga
penggunaannya lebih terbatas dan kurang praktis untuk digunakan dilapangan.
Menurut Spurr (1952) angka bentuk batang adalah rasio antar volume aktual
dengan volume silinder yang berdiameter dan tinggi sama dengan diameter
setinggi dada dan tinggi pangkal tajuk pohon tersebut. Menurut Husch (1987)
Tabel volume ini merupakan pernyataan sistematik mengenai volume sebatang pohon
menurut semua atau sebagian dimensi yang ditentukan dari Dbh, tinggi, dan angka
bentuk pohon.
Tipe-tipe tabel volume pohon terdiri
dari : 1. Tabel volume lokal (local volume tables) Tabel volume lokal
menyajikan volume menurut dimensi pohon diameter setinggi dada (Dbh). Tabel
volume ini tidak memerlukan pengukuran tinggi 13 pohon, meskipun pada
penyusunan aslinya tinggi tetap dihitung, tetapi dihilangkan di dalam bentuk
akhirnya. Istilah ”lokal” digunakan karena tabeltabel tipe ini hendaknya hanya
dipergunakan untuk wilayah terbatas yang merupakan asal hubungan tinggi dan
diameter yang dimanfaatkan kedalam tabelnya. 2. Tabel volume normal (general
standard volume tables) Tabel volume standar didasarkan kepada pengukuran
diameter setinggi dada (Dbh), maupun tinggi. Tinggi dapat berupa tinggi pohon
total atau tinggi kayu perdagangan. Tabel volume standar dapat disusun untuk
individu spesies maupun kelompok spesies dari berbagai wilayah-wilayah
geografis. 3. Tabel volume kelas bentuk (form class volume tables) Tabel volume
kelas bentuk disiapkan untuk menunjukkan volume menurut beberapa ukuran bentuk
pohon disamping diameter setinggi dada (Dbh) dan tinggi pohon. Tabel volume ini
dapat dipakai bilamana saja bentuk suatu pohon yang bersangkutan secara jelas
ditunjukkan oleh karakteristik-karakteristik bentuk yang telah dimasukan dalam
penyusunan tabel-tabelnya, tanpa memandang spesies atau tempat.
Menurut Spurr (1952) menyatakan bahwa
untuk menentukan volume, apabila pengukuran dilakukan hanya pada satu peubah,
maka dipakai diameter setinggi dada (Dbh), bila menggunakan dua peubah maka
yang diukur adalah diameter setinggi dada (Dbh) dan tinggi pohon tersebut.
Sedangkan bila menggunakan tiga peubah selain mengukur diameter setinggi dada
(Dbh) dan tinggi pohon ditambahkan juga angka bentuk. Penyusunan tabel volume
pohon dimaksudkan untuk memperoleh taksiran volume pohon melalui pengukuran
satu atau beberapa peubah penentu volume pohon serta untuk mempermudah kegiatan
inventarisasi hutan dalam menduga potensi tegakan. Meskipun demikian, untuk
meningkatkan efisiensi dalam penaksiran volume tegakan dengan tidak mengurangi
ketelitian yang diharapkan, diusahakan dalam penyusunan tabel volume pohon
memperkecil jumlah peubah bebas penentu volume pohon dan diberlakukan pada daerah
setempat. Tabel yang dimaksud adalah tabel volume pohon lokal atau tarif
volume.
DAFTAR PUSTAKA
Husch B. 1963. Forest Mensuration and
Statistics. New York: The Ronald Press Company.
Husch B. 1987. Perencanaan Inventarisasi
Hutan. Setyarso A, penerjemah. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Simon H. 1996. Manual Inventore Hutan.
Yogyakarta: Aditya Media.
Spurr SH. 1952. Forest Inventory. New
York: The Ronald Press Company, Inc.
Comments
Post a Comment