Skip to main content

ANALISIS PERMUKAAN SISTEM DALAM INFORMASI GEOGRAFIS



Data raster adalah data yang berupa pixel dan tersusun dalam baris dan kolom, menyimpan informasi spasial dalam sebuah grid atau matrik. Tiap pixel mempunyai nilai, dan nilai ini dapat merepresentasikan sesuatu, seperti ketinggian (dalam DEM, digital elevation model), jenis tanah, penggunaan lahan, kemiringan dalam suatu nilai greyscale (dalam sebuah citra/image). Data raster biasanya digunakan untuk menyimpan informasi mengenai feature geografis yang kontinyu pada suatu permukaan, seperti ketinggian, nilai reflektan, kedalaman air tanah, dan lain-lain. Data raster mempunyai resolusi beragam dan ukuran sel dalam suatu grid adalah tetap, sehingga jika kita lakukan zoom pada data raster maka akan terlihat bentuk dari jajaran sel tersebut (Hartanto 2006).

Digital elevation model (DEM) adalah data digital yang menggambarkan geometri dari bentuk permukaan bumi atau bagiannya yang terdiri dari himpunan titik-titik koordianat hasil sampling dari permukaan dengan algoritma yang didefinisikan permukaan tersebut menggunakan himpunan koordinat (Tempfli 1991). DEM dibangun dari Digital Elevation Data (DED). DED merupakan satu set data digital yang mempunyai suatu informasi ketinggian suatu permukaan bumi. DED ini umumnya digunakan dalam analisis topografi untuk keperluan di bidang teknik, perencanaan, militer, dll. Di bidang teknik misalnya digunakan untuk menghitung cut and fill dalam konstruksi jalan, atau dalam bidang hidrologi yang digunakan untuk analisis banjir, perencanaan pembuatan DAM, dll. Metode yang digunakan untuk meyimpan DED dapat dikelompokan menjadi empat yaitu meyimpan dalam format grid, kontur, profil dan Triangulated Irregular Network (TIN). DED ini dapat degenerate dari data kontur yang ada, atau dari analisis fotogametri dari foto udara stereo, atau bisa juga dari data satelit stereo ( Ardi 2013).

TIN adalah suatu struktur data digital yang dikgunakan dalam suatu sistem informasi mengenai  ilmu bumi GIS yang digunakan ntuk menyajikan bentuk permukaan bumi. TIN berupa garis vector yang digunakan untuk menyajikan bentuk permukaan bumi dengan 3 dimensi (x,y,x) dan diatur dalam suatu jaringan segitiga non overlapping/tidak bertampalan. TIN berupa data raster diperoleh dari data tinggi Digital Elevation Model (Kencana 2015).

Analisis permukaan digunakan untuk menampilkan data secara tiga dimensi menggunakan data DEM. Beberapa fitur dari analisis permukaan yaitu Aspect, Slope, Hillshade, dan Countour. Fungsi aspect mencari arah dari penurunan yang paling tajam (steepest down-slope direction) dari masing- masing sel ke sel-sel tetangganya. Fungsi slope menentukan slope atau laju perubahan maksimum dari setiap sel dengan tetangganya. Fungsi ini menghasilkan theme slope grid berupa nilai slope dalam persentasi (contoh: slope 10%) atau dalam derajat. Kemiringan lereng (Slope) menunjukkan berapa derajad atau persen kemiringan suatu permukaan tanah (Kencana 2015).  Pada prakteknya peta kemiringan lereng banyak digunakan sebagai dasar analisis-analisis spasial, sebagai contoh untuk penentuan area sukaan habitat, prediksi daerah rawan longsor, pembuatan peta arahan, dan lainnya (Wibowo 2013).
Hasil analisis permukaan pembuatan Slope

 Fungsi contour menghasilkan sebuah theme line. Nilai dari masing-masing garis adalah semua lokasi yang bersebelahan dengan tinggi, besaran atau konsentrasi nilai apapun yang sama pada theme grid input. Fungsi ini tidak menghubungkan pusat-pusat sel melainkan menginterpolasi sebuah garis yang menghubungkan lokasi-lokasi dengan besaran yang sama. Garis-garis ini akan dihaluskan sehingga sebuah surface contours yang realistik akan dihasilkan. Fungsi hillshade digunakan untuk memprediksi iluminasi sebuah surface untuk kegunaan analisa ataupun visualisasi. Untuk analisis, hillshade dapat digunakan untuk menentukan panjangnya waktu dan intensitas matahari pada lokasi tertentu. Untuk visualisasi, hillshade mampu menonjolkan relief dari surface (Kencana 2015). Hillshade banyak digunakan untuk kepentingan estetika dalam menentukan tata letak suatu peta. Secara arti hillshade dapat dikatakan sebagai permukaan tiga dimensi yang merepresentasikan pencahayaan hipotetik yang dirancang sendiri oleh pembuatnya (Wibowo 2013).

DAFTAR PUSTAKA
Ardi R. 2013. 3D Analysist. [Internet] : ( http://tugaspratikumsip.blogspot.co.id/2013/06/3d-analyst.html) : : (Diunduh 25 Mei 2017 Pukul 20:28 WIB).
Hartanto 2006. Spatial Analyst : Raster dan Grid. [internet] : (https://hartanto.wordpress.com/2006/03/13/sa-raster-dan-grid/) . (Diunduh 27 Mei 2017 Pukul 15:08 WIB) .
Kencana Y. 2015. Model Data Permukaan TIN (Triangulated Irregulars Networks) di ArcGIS 10. [internet] : ( http://yoghaken.blogspot.co.id/2015/01/tin-triangulated-irregular-network-di.html ) : (Diunduh 25 Mei 2017 Pukul 20:08 WIB)
Tempfli K. 1991. DTM and differential modeling. Dalam Suharyadi, R., Sapta, B., Purwanto, T.H., Rosyadi. R.I., Farda, N.M., Wijaya, M.S., 2012. Petunjuk Praktikum Sistem Informasi Gografis : Pemodelan Spatial. Yogyakarta (ID) : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Wibowo T W. 2013. Pelatihan Sistem Informasi Geografis untuk Pengelolaan Kawasan Konservasi Tingkat Lanjut. Yogyakarta (ID) : Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.





Comments

  1. Mari gabung bersama kami yang terpercaya di Indonesia (7ACD8560)

    ReplyDelete
  2. Pecinta bola? Gak seru kalo cuma nonton saja
    Mari daftar dan pasang jagoan mu disini upd4te 8ett1n9 dan withdrawkan kemenangannya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

SOAL ESSAY BIOLOGI TENTANG SEL

SOAL ESSAY BIOLOGI 1. Jelaskan definisi sel menurut anda! Sel adalah bagian struktural dan fungsional dari setiap organisme. Beberapa organisme, misalnya bakteri, merupakan uniseluler, yaitu terdiri dari hanya satu sel saja. Beragam organisme lainnya, misalnya manusia, adalah multiseluler (manusia diperkirakan memiliki 100.000 miliar sel dalam tubuhnya). Teori tentang sel yang pertama kali dikemukakan pada abad ke-19 menyatakan bahwa semua organisme tersusun atas satu atau lebih sel. Setiap sel berasal dari sebuah sel lainnya. Seluruh fungsi vital bagi organisme terjadi di dalam sel dan sel-sel tersebut mengandung informasi genetik yang dibutuhkan untuk mengatur fungsi sel dan memindahkan informasi kepada sel-sel generasi berikutnya. Kata “sel” berasal dari kata dalam bahasa Latin cella , yang artinya adalah ruang kecil. Nama ini dipilih oleh Robert Hooke karena ia melihat adanya kesamaan antara sebuah sel dan sebuah ruangan kecil. Set

SOAL-SOAL ESSAY BIOLOGI TENTANG SISTEM PENCERNAAN

1.   Jelaskan perbedaan antara pencernaan mekanis dengan pencernaan kimiawi? Kalau secara mekanis dilakukan oleh gigi-gigi di dalam mulut sedangkan secara kimiawi    dilakukan oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh saluran pencernaan. 2. Apakah manfaat dari makanan berserat dan apa yang terjadi jika kekurangan serat? Makanan berserat dapat mencegah kegemukan dan meningkatnya kolesterol darah, menyerap racun di usus, memudahkan buang air besar dan juga member rasa kenyang. Kekurangan serat dapat menimbulkan sembelit dan kanker usus . 3. Apakah fungsi dari Enzim Ptialin sebutkan contohnya? Enzim ptialin berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula yaitu maltose dan glukosa. Contohnya jika kalian membiarkan nasi di dalam mulut yang mula-mula terasa tawar, beberapa saat kemudian akan terasa manis. 4. Sebutkan beberapa gangguan dan kelainan pada system pencernaan makanan?       Diare atau mencret adalah gangguan penyerapan air di usus besar sehingga a

PERBEDAAN ANTARA CURAHAN TENAGA KERJA DAN HARI ORANG KERJA (HOK)

Curahan tenaga kerja adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Ukuran tenaga kerja dapat dinyatakan dalam hari orang kerja (HOK). Satuan ukuran yang dipergunakan untuk menghitung besarnya tenaga kerja adalah satu HOK atau sama dengan satu hari kerja pria (HKP), yaitu jumlah kerja yang dicurahkan untuk seluruh proses pruduksi yang diukur dengan ukuran kerja pria. Untuk meyetarakan, dilakukan konversi berdasarkan upah di daerah penelitian. Hasil konversinya adalah satu hari pria dinilai sebagai satu hari kerja pria (HKP) dengan delapan jam kerja efektif per hari. (Rahim dan Dian, 2008) Universitas Sumatera Utara Satuan yang sering dipakai dalam perhitungan kebutuhan tenaga keraj adalah HKO (hari kerja orang) dan JKO (jam kerja orang). Pemakaian HKO ada kelemahanya karena masing-masing daerah berlainan (1 HKO di daerah B belum tentu sama dengan 1 HKO di daerah A) bila dihitung jam kerjanya. Sering kali dijumpai upah borongan yang sulit dihitung, baik HKO maupun JKO-nya (Surati